Dari Abu Hurairah r.a. berkata : Nabi s.a.w. bersabda : "Dua Kalimat yang ringan di lidah dan berat dalam timbangan amal, dan sangat disukai oleh Tuhan Arrahman, adalah: Subhanallahi wabihamdihi (Maha Suci Allah Yang Maha Agung dan segala puji bagiNya).
Dari Khalid bin Imran berkata: Nabi s.a.w. bersabda kepada kaumnya: "Siapkan perisaimu! Mereka bertanya: Apakah ada musuh tiba ya Rasulullah? Jawab beliau: Tidak, tetapi perisai dari api neraka. Mereka bertanya; Apakah perisai dari api neraka itu? Jawab beliau: Membaca Subhanallaah, Walhamdulillaah, Walaa ilaaha illallaah, Wallaahu akbar, Walaa haula walaa quwwata illa billaahil 'aliyyil adziim. (Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, dan tiada Tuhan kecuali Allah, dan Allah Maha Besar, dan tiada daya tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung.), maka bacaan itu akan datang pada hari kiamat mendahului, dan menghindarkan dari api neraka dan menjaga keselatannya."
Mari kita perbanyak berdzikir kepada Allah swt dengan banyak membaca tasbih dan memuji Allah swt. Semoga dengan banyak berdzikir kepada Allah, kita akan selalu diberi kemudahan dan keselamat dalam semua urusan kita di dunia dan di akherat.
Kumpulan Nasihat
"Barangsiapa menempuh sebuah jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkannya jalannya menuju surga"
Keutamaan Berdzikir Kepada Allah swt.
"Hai orang-orang yang beriman, Berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepadaNya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikatNya (memohonkan ampunan untukmu) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan Dia adalah Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemuiNya adalah "Salam sejahtera dari segala bencana", dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka." (QS: Al Ahzab : 41-44).
"Dan bersabarlah kamu bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoanNya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (dikarenakan) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia. Dan Janganlah kamu mengikuti orang-orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginan hawa nafsunya dan keadaannya sudah melampaui batas." (QS. Al Kahfi : 28)
"Dan bersabarlah kamu bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoanNya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (dikarenakan) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia. Dan Janganlah kamu mengikuti orang-orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginan hawa nafsunya dan keadaannya sudah melampaui batas." (QS. Al Kahfi : 28)
Fadhilah Shalat Sunnah Enam Rekaat Setelah Shalat Maghrib
Dalam kitab Irsyadul Ibad pada bab Shalat Sunnah, Ada fadhilah yang sangat besar apabila kita amalkan, yaitu amalan yang bisa menyamai ibadah selama 12 tahun. Di hadits yang lain juga disebutkan bagi yang mengamalkannya diampuni dosanya sepanjang 50 tahun. Di bawah ini haditsnya:
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah s.a.w bersabda: Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah setelah maghrib sebanyak 6 rekaat dan tidak berkata jahat antara enam rekaat itu, maka enam rekaat sunnah itu bisa menyamai ibadah selama duabelas tahun. (Hadits Riwayat: Bukhori, Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda: Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah setelah Maghrib sebelum berkata sebanyak enam rekaat, maka diampuni dosanya sepanjang lima puluh tahun. (Hadits Riwayat Ibnu Nashar).
Wallaahu a'lam. Semoga kita diberi kekuatan untuk bisa mengamalkan shalat sunnah enam rekaat setelah shalat maghrib ini dengan istiqomah. Amiin.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah s.a.w bersabda: Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah setelah maghrib sebanyak 6 rekaat dan tidak berkata jahat antara enam rekaat itu, maka enam rekaat sunnah itu bisa menyamai ibadah selama duabelas tahun. (Hadits Riwayat: Bukhori, Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda: Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah setelah Maghrib sebelum berkata sebanyak enam rekaat, maka diampuni dosanya sepanjang lima puluh tahun. (Hadits Riwayat Ibnu Nashar).
Wallaahu a'lam. Semoga kita diberi kekuatan untuk bisa mengamalkan shalat sunnah enam rekaat setelah shalat maghrib ini dengan istiqomah. Amiin.
Perbuatan RIBA atau RENTENIR
Riba berarti menetapkan bunga/melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang dibebankan kepada peminjam. Riba secara bahasa bermakna: ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik riba juga berarti tumbuh dan membesar . Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba, namun secara umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam-meminjam secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam.
Di masyarakat pelaku riba sering disebut sebagai rentenir. Pemakan riba itu bagaikan orang yang berenang di lautan darah. Hal ini karena para tukang riba itu adalah peminum darah manusia dan perampas kekayaan orang lain dengan jalan semena-mena.
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a. ia berkata: "Rasulullah saw melaknat orang yang memakan riba, yang memberi makan dengan harta riba, orang yang menulis harta riba, dan orang yang menjadi saksi terjadinya riba." Dan beliau bersabda, "Semua itu sama". (H.R. Imam Muslim)
Allah swt berfirman: "Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran tekanan penyakit gila." (QS Al Baqoroh : 275)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud r.a., sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: "Riba itu ada tujuh puluh tiga pintu (jalan), yang paling ringan adalah seperti seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya sendiri." (H.R. Al-Hakim)
Rasulullah saw bersabda : "Bagian riba itu lebiih besar (dosanya) di sisi Allah swt daripada tiga puluh tiga perbuatan zina yang dilakukan oleh laki-laki dalam masa Islam."
Rasulullah saw juga bersabda : "Satu dirham dari riba yang dimakan oleh seseorang, sedangkan dia mengetahuinya, itu lebih besar dosanya daripada tiga puluh enam perbuatan lacur."
Riba adalah suatu pemberian yang diminta kembali dengan suatu tambahan yang berbentuk pemerasan. Tidak heran apabiila Islam menganggapnya sebagai perbuatan mungkar atau dosa besar yang berakibat merugikan masyarakat maupun agama. Untuk itu para rentenir ini harus diperangi, sebagaimana firman Allah swt :
"Maka jika kamu tidak meninggalkan riba, maka ketahuilah bahwa Alah dan RasulNya akan memerangimu." (QS Al Baqoroh : 279)
GHIBAH (Membicarakan Aib Orang Lain)
QS Al Hujurat : 12
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, Thabrani, Abusy Syaikh, dan Ibnu Abid Dunya dari Jabir dan Abu Sa'id bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Berhati-hatilah kamu, jangan sampai menyebut kejelekan orang lain. Karena sesungguhnya menyebut kejelekan orang lain lebih sulit diampuni dosanya daripada zina. Ada orang yang bertanya kepada beliau, "Sesungguhnya seorang lelaki terkadang berzina, lalu (ia bertobat) dan Allah menerima taubatnya. Dan sesungguhnya orang yang menyebut kejelekan orang lain tidak akan diampuni dosanya sehingga orang yang disebut kejelekannya mengampuni pada orang yang menyebarkan kejelekannya itu."
Memperbanyak Istighfar
Riwayat Imam Ahmad dan Hakim, diterangkan bahwa Rasulullah saw telah bersabda yang artinya sebagai berikut : "Barangsiapa yang memperbanyak membaca Istighfar, maka Allah akan menjadikan kegembiraan bagi tiap kesedihannya, jalan keluar bagi setiap kesempitannya dan diberinya rizki dari sumber yang tidak terduga".
Amalan saat Wuquf di Arafah
Dalam riwayat Imam Baihaqi diterangkan bahwa Rasulullah saw bersabda yang artinya sbb: "Tiada seorang muslim yang sedang berwuquf pada waktu sore di padang Arafah, lalu menghadap ke arah kiblat, kemudian membaca "Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah lahul mulku walahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadiir" (Tidak ada Tuhan yang patut disembah melainkan hanya Allah, yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya seluruh kerajaan, dan bagiNya pula segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu), sebanyak 100 kali, kemudian membaca "Qul huwallaahu ahad" 100 kali, kemudia membaca "Allaahumma shalli 'ala Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kama shallaita 'alaa Ibraahiim wa 'alaa aali Ibraahiim innaka hamiidum majiid wa 'alainaa ma'ahum" sebanyak 100 kali, melainkan hanya Allah yang Maha Tinggi berfirman kepada para malaikat, "Wahai malaikatKu, apakah gerangan balasan bagi hambaKu ini? Aku menyaksikan kepadamu bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosanya, Aku memberi hak syafa'at untuk dirinya. Seandainya ia memohon syafa'at kepadaKu bagi orang-orang yang berwuquf di Arafah, niscaya Aku akan mengabulkannya."
Sumber : Irsyadul Ibad.
Cara Untuk Mencapai Derajad Yang Tinggi
Carilah oleh kalian derajat yang tinggi di sisi Allah, yaitu hendaknya kamu bersikap penyantun terhadap orang yang tidak mengetahui tentang diri kamu, dan hendaknya kamu memberi kepada orang yang tidak pernah memberi kepadamu. (Riwayat 'Addi melalui Ibnu Umar r.a.)
Bencana Ilmu
Bencana Ilmu adalah lupa. Dan menyia-nyiakannya adalah apabila engkau membicarakannya dengan orang yang bukan ahlinya. (Riwayat Abu Syaibah).
Apabila kita hendak memberikan ilmu kepada orang lain, maka berikanlanh kepada ahli atau penggemarnya, agar ilmu itu terpelihara dengan baik.
Kerjakanlah Yang Baik Tinggalkanlah Yang Buruk
Kerjakanlah kebajikan dan jauhilah kemungkaran. Pikirkanlah dahulu hal yang akibatnya disukai oleh pendengaran telingamu, agar kelak kaum tidak mengataimu apabila engkau tiada dari mereka, bila telah engkau pikirkan akibatnya yang baik, maka kerjakanlah hal itu. Dan pikirkanlah dahulu hal yang akibatnya tidak disukai oleh pendengaran telingamu, bila akibatnya buruk maka tinggalkanlah agar kelak kaummu tidak mengata-ngataimu jika engkau tinggalkan mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)